Berarak mendung Ramadan
Ramadan Berarak Lalu,
Ada Pemuda Yang begitu asyik dengan masanya,
Maraut diri dengan cermat,
Melenturrohani acuan rabani,
Namun ,
Kadangkala seni, kadangkala daki,
Kadangkala ditemunya sang suci,
Namun akur dan daif dirinya sendiri,
Terpacak berdiri di gelap sunyi,
Merintih hiba tentang kejinya diri,
Mengalir hening air mata hati,
Entah sudah berapa lama ia berhenti sepi,
Mengadu tentang hinanya diri,
Mengadu dosa, Mengubat dengan nasuha,
Namun diri terus dijerut dosa,
Dicarinya ramadan, dicarinya malam al-qadar,
Acapkali tewas berbenam bantal,
Sahurnya sering kali kesah,
Lantaran azam sebelum maghrib 1 Ramadan.
Andai ini Ramadan terakhir,
Masih mungkinkah bertemu di tahun mendatang?
Namun,
Kasih Tuhan tiada berbagi,
Tuhan Yang Satu Di Alam Ini,
Putus asa kufur nikmat pada Nya,
Lalu dengan tenang
Dia berbisik sambil air mata deras mengalir syahdu,
Ya Allah,
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia,
Engkau menyukai ampunan,
Maka ampunilah kami.
Firdaus Khairi
26 Ramadan 1432H
No comments:
Post a Comment